Pengembang Mulai Padukan Gaya Konvensional Dan Digital

PENGEMBANG MULAI PADUKAN GAYA KONVENSIONAL DAN DIGITAL

Berkembangnya tren digital saat ini sudah bagaikan jamur di musim hujan. Gaya hidup manusia pun berubah menjadi lebih praktis dan efisien. Hingga akhirnya, aktivitas yang semula bersifat konvensional digantikan dengan serba online.

Lihat saja , beberapa situs belanja online, portal properti, situs reservasi tiket pesawat dan masih banyak lagi, membukti kan bahwa masyarakat sangat membutuhkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari.

Tren dunia online, berpengaruh juga terhadap cara pelaku usaha dalam memasarkan atau menjual suatu produk, tak terkecuali properti.  Seperti yang dikatakan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti, beberapa waktu lalu , dimana sektor ini menjadi salah satu sektor yang tumbuh sangat pesat dari tahun ke tahun.

“Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi yang rata-rata mencapai 5,15% dalam lima tahun terakhir serta tingginya daya beli masyarakat di bidang properti, telah meningkatkan pertumbuhan jasa konstruksi selama tiga tahun terakhir mencapai lebih dari 30%,” jabarnya.

 Hal ini pulalah yang menginspirasi Country Manager 99.co, Irvan Ariesdhana . Menurutnya kebutuhan saat ini telah mengikuti arus tren dan kebutuhan pasar yang berlaku, para pengembang properti pun sudah mulai menyesuaikan teknik marketing­-nya dengan mengadopsi gaya digital.

“Orang tahunya bisnis properti hanya berupa marketplace, bahkan saat ini bisnis properti telah mengarah pada  e-commerce. Dan Lima tahun dari sekarang sudah berubah tren-nya,” katanya.

Menurutnya, customer online yang membutuhkan produk konsumtif sudah bisa mengarah ke ecommerce. Mereka akan lebih menyukai membeli smartphone seharga Rp 11 juta dibanding harus booking produk properti. Itu sebabnya, customer behavior properti tentu berbeda dengan konsumen konvensial, biasanya mereka akan melakukan survei sebelumnya. Ia menuturkan konsumen yang berusia 30 tahun ke atas lebih mendominasi pembelian properti secara online.

“Kalau tes yang kita lakukan secara random , transaksi online dengan produk lowend banyak yang diminati. Beberapa developer juga sudah punya konsep. Banyak dari mereka yang melakukan transaksi lewat online,” ujarnya.