KETIKA HUNIAN VERTIKAL MAKIN DIMINATI

KETIKA HUNIAN VERTIKAL MAKIN DIMINATI

 

Terbatasnya lahan dan tingginya harga tanah membuat sejumlah wilayah di Indonesia dipadati dengan hunian vertikal atau apartemen. Kendati demikian, maraknya hunian vertikal hanya berlaku di beberapa pusat kota besar di Indonesia. Bisa dibilang, hunian vertikal atau apartemen memang menjadi salah satu hunian pintar dan paling efisien di tengah terbatasnya lahan dan tingginya harga tanah saat ini. Di beberapa kota besar seperti Surabaya , Pulau Jawa dan sekitarnya, apartemen sudah memiliki pasokan serta demand atau permintaan yang tinggi.

 

Apartemen dari berbagai kelas dan varian pun laris manis di pasaran. Bahkan, tak tanggung-tanggung, jumlah unit apartemen tersebut sudah mencapai puluhan ribu unit. Tak heran, bila apartemen menjadi hunian yang paling diburu. Selain terbatasnya lahan dan tingginya harga tanah, kebutuhan hunian yang semakin tinggi pun akhirnya mendorong pasokan apartemen semakin melejit.

Sekjen DPP Realestate Indonesia (REI) ,  Hari Raharta Sudradjat menuturkan dengan adanya kelangkaan lahan seperti ini, mau tidak mau harus mempertimbangkan pembangunan hunian vertikal, terlebih tuntutan pasar yang menginginkan kehidupan urban serbapraktis dan dekat dengan pusat aktivitas juga semakin diminati.

Iapun mengingatkan konsumen apartemen agar  lebih jeli sebelum membeli, terutama terkait dengan aspek legalitas pembangunan untuk menghindari permasalahan di kemudian hari. Meskipun sekarang sudah mulai ketat dan tidak ada yang berani membangun apartemen kalau perizinannya belum lengkap, tapi tetap konsumen harus kritis mempertanyakan legalitas pembangunannya. Perhatikan juga siapa pengembang yang membangunnya anggota REI atau bukan.

“Saat ini sudah banyak segmen apartemen yang tersedia di pasar, mulai dari apartemen sederhana hingga apartemen mewah. Semua tergantung kepada keterjangkauan daya beli konsumen ingin membeli di segmen apa. “Tidak usah bingung-bingung, ” jelasnya.

Sementara itu Pakar kebijakan publik, Andrinof A Chaniago, mengatakan, soal pentingnya hunian bentuk vertikal seperti rumah susun,  menurut dia, rumah susun diperlukan sebagai solusi bagi kemacetan lalu lintas.

“Penyebab lain kemacetan adalah sifatnya struktural yakni tata ruang dan tata bangunan yakni banyaknya berdiri bangunan pencakar langit dan makin besar orang yang bermukim di pinggiran,” sebut Andrinof.

Kondisi sekarang ini, terang dia, masyarakat kian terpinggirkan. Masyarakat cenderung bermukim ke daerah pinggiran kota. Ini lantaran semakin tingginya pembangunan gedung di daerah kota. Dampaknya, kemacetan pun kian tinggi di daerah pinggiran kota.

Sebagai solusi, Andrinof menyebutkan, pentingnya digalakkan pembangunan hunian vertikal, seperti rumah susun atau apartemen. Orang kota, kata dia, suka atau tidak suka harus didorong tinggal di tengah kota di dalam hunian vertikal.